Posted in fiksipenggemar

I Live With Satan Soo #17

Chapter 17

Udara dingin serasa menusuk hingga kedalam kulit. Baekhyun yang baru saja keluar dari salah satu ruangan mengeratkan mantelnya.

“Jika bukan untuk skripsi aku tak akan pernah menginjakkan kaki ke tempat itu lagi” gerutunya. “Astaga kenapa udaranya dingin sekali dan kenapa disini begitu sepi” ia melihat sekeliling. Koridor kampus terasa semakin sunyi. Bahkan suara derap langkahnya terdengar jelas. Ia mengusap tengkuknya. “Uh, kenapa aku jadi merinding” Baekhyun mengusap tengkuknya sampai ia mendongak dan matanya terbelalak.

“Astaga, kenapa aku harus menjadi saksi bunuh diri seseorang sial sekali. Apa aku pergi saja ya” baru saja ia akan berbalik ia kembali melihat ke atas matanya dibuat semakin sipit demi melihat jelas “Kenapa orang itu begitu familiar ? ASTAGA !!! Minggi apa yang kau lakukan disana!” Baekhyun segera menuju ke arah tangga menuju atap gedung.

***

Minggi merasa kepalanya berat, ia berusaha membuka mata tapi yang ada sangat gelap. Bukan karena ruangan tanpa cahaya hanya saja matanya tertutup sesuatu.

Semilir angin semakin terasa menerpa wajahnya. Ia tak bisa bergerak. Tangannya seperti terikat. Ia panik. Apalagi semakin ia berusaha bergerak bunyi papan berdecit semakin terdengar.

Dengan mencoba menggerakkan kepala ia berusaha membuka penutup matanya. Nihil, yang ada kepalanya semakin berdenyut. “Ibu, ayah aku dimana? Seseorang tolong aku” gumamnya. “Kyungsoo-ya tolong aku hiks”. Air mata mulai membasahi kain yang menutupi pandangannya. Ia semakin panik. Dengan usaha terakhir ia berusaha membuka ikatan tangannya. Dan gotcha, ikatan itu terlepas walau menghasilkan ruam merah pada pergelangan tangannya. Ia segera membuka penutup matanya. Hamparan langit malam yang pertama kali terlihat olehnya. Melihat ke arah bawah seketika keringat dingin keluar dari pelipisnya. Tubuhnya membeku. Bayangan kejadian dimana ia dan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan berputar di otaknya. Suara decitan kayu patah semakin terdengar ia melihat ke belakang. Pijakannya hanya sepapan kayu usang dan semakin ia bergerak suara itu semakin sering terdengar. Minggi ingin beranjak dari tempat itu hanya saja tubuhnya tak bisa diajak berkompromi. “Kyungsoo-ya tolong aku” gumamnya.

***

Kyungsoo terus mencari Minggi. Di tempat Luhan ia tak ada bahkan sekarang Luhan sedang membantu mencarinya, rumah Shinyoung nihil. Bahkan gadis itu sudah memakinya karena lalai menjaga sang sahabat. Jong-in dan Sehun belum memberi kabar. Mau tak mau ia menghubungi kedua orang tuanya.

“Hallo, tumben sekali kau menelepon ibu”

“Apa Minggi bersama kalian?”

“Tidak, bahkan aku sudah lama tak melihatnya? Memangnya kenapa? Apa kalian bertengkar?”

“Tidak apa-apa. Aku akan meneleponmu lagi nanti”

“Kyungsoo dengar! Jika terjadi sesuatu pada menantu kesayanganku kau tak akan ku ampuni”

Kyungsoo menghela nafas. Itu ayahnya.

“Aku juga berharap begitu”

“Kau bilang apa?”

“Tidak ada, akan ku telpon lagi kalian nanti” dan setelahnya ia mematikan sambungan itu.

Ia sedang berbelok menuju kampusnya. Hanya 500 meter lagi ia akan sampai. Ini harapan terakhirnya, hingga suara yang berasal dari handphonenya terdengar.

Tertera nama Baekhyun disana.

“Ada apa dia meneleponku” gumamnya.

“Hallo”

“Kau dimana?!”

“Sedang mencari Minggi menuju kampus. Ada apa?” Ujarnya frustasi.

“Bagus!. Aku menemukannya berada di atas gedung fakultas! Entah dia akan bunuh diri atau apa, cepat kemari!!”

“APA?!!” tanpa pikir panjang, ia menambah kecepatan. Tilang menilang urusan nanti. Nyawa wanitanya sedang dipertaruhkan.

“Dasar bodoh! Tunggu aku!”

***

Setelah menghubungi Kyungsoo, Baekhyun terus menyusuri tangga menuju atap. Hingga sebuah pintu menyambutnya. Dengan tergesa ia mendobrak pintu itu.

“Ya gadis bodoh! Apa yang kau lakukan huh! Cepat kemari!” Teriak Baekhyun.

Minggi berbalik “Oppa!”

Kriettt tak

“Ah!”

“Ya!”

Baekhyun segera menggenggam tangan Minggi.

“Jangan lepas tanganmu!” Ujar Baekhyun berusaha menarik Minggi.

“Tolong aku” ujar Minggi, tubuhnya gemetar hebat, air mata kembali keluar membasahi pipinya.

“Baekhyun! Astaga!” Kyungsoo yang sudah sampai segera menghampiri Baekhyun.

“Minggi!” Kyungsoo mengulurkan tangannya.

“Pegang tanganku!” Minggi berusaha meraihnya sekuat tenaga. Kyungsoo semakin mencondongkan tubuhnya.

Hup

“Tarik bersama Soo!” Titah Baekhyun.

Minggi berhasil mereka tarik.

Baekhyun berbaring dengan terengah. Telapak tangannya dinaikan “Aku menyelamatkan nyawa seseorang” gumamnya.

“Ya! Apa yang kau lakukan diatas sana huh?! Kau tak tau aku mencarimu!” Bentak Kyungsoo.

“Hiks, maafkan aku, a aku tidak tau, tiba-tiba gelap dan dan diatas sana hiks, maafkan aku Kyungsoo” kristal bening kembali meluncur dari mata indahnya, tubuhnya gemetar hebat. Kyungsoo tertegun. Ia segera menghampiri Minggi. Menariknya hingga masuk kedalam dekapannya.

“Berhentilah, aku ada disini, jangan takut. Maafkan aku telah membentak” Kyungsoo mengelus surai Minggi membuat wanita itu menjadi tenang. Minggi mengangguk dalam dekapan Kyungsoo.

Kyungsoo sadar setelah memeluk Minggi, pakaian wanita ini basah, badannya terasa panas, ia demam. Dan tak lama ia merasa tubuh Minggi semakin berat.

“Astaga, hei sadarlah. Baek bantu aku membawa Minggi ke mobil!” Titah Kyungsoo setelah melihat Minggi terpejam.

“Apa, dia kenapa? Dia tidak mati kan?!” Heboh Baekhyun.

“Ia hanya pingsan bodoh! Cepat bantu aku!”

Baekhyun segera membantu Kyungsoo.

Baekhyun yang menyetir, tenang saja ini inisiatifnya. Ia tidak ingin mati muda apalagi melihat Kyungsoo sedang kalut.

“Apa dia masih belum sadar?” Tanya Baekhyun melihat dari kaca spion.

“Belum, ku mohon tak terjadi apa-apa” Kyungsoo semakin menggenggam erat jemari Minggi. “Maafkan aku. Ini salahku” gumamnya. “Ku mohon sadarlah”.

Kyungsoo, Minggi dan Baekhyun sudah berada di rumah sakit. Minggi segera mendapat pertolongan.

“Tolong tunggu diluar sebentar” ujar salah seorang perawat. Kyungsoo semakin gelisah.

“Kyung tenang saja, Minggi itu gadis kuat” Baekhyun menepuk pundak sang sahabat yang sudah ia anggap seperti adiknya itu.

“Hyung!” Panggil seseorang. Mereka menoleh. Sehun, Jong-in dan seorang wanita menghampiri mereka. Dibelakang mereka ada teman-temannya. Mulai dari Min-seok, Joon myeon, hingga yixing pun datang.

“Bagaimana keadaan Minggi?” Tanya Min-seok setelah sampai.

“Dia tak sadarkan diri Hyung” Kyungsoo menunduk dalam.

“Adakah keluarga pasien disini?” Tanya seorang dokter yang baru saja keluar.

“Aku suaminya dok” ujar Kyungsoo. Sang dokter mengangguk “Ikutlah denganku” Kyungsoo segera mengikuti sang dokter.

“Apa anda tau bahwa istri anda mempunyai trauma terhadap ketinggian?” Tanya sang dokter.

“Saya tau dok” ujar Kyungsoo.

“Eum, begitu ya. Dia tidak apa-apa hanya mengalami syok berat. Sepertinya ia teringat kembali pada kejadian dimana ia mengalami trauma itu. Dia akan segera pulih. Ia wanita yang kuat. Demamnya juga sudah turun. Hanya perlu istirahat beberapa waktu, tolong jaga dia baik-baik” sang dokter menepuk pundak Kyungsoo.

“Terima kasih dok” kyungsoo membungkuk hormat. Setelah dokter itu pergi Kyungsoo segera menghampiri teman-temannya.

“Bagaimana?” Tanya Baekhyun.

“Ia hanya syok, trumanya kembali muncul. Baek terima kasih jika tidak ada kau aku tak akan tau bisa bertemu lagi dengannya atau tidak” ujar Kyungsoo.

“Ey, santai saja Kyung. Minggi itu kan adik ipar ku juga, hanya saja aku heran kenapa ia bisa disana. Dan ketika aku melihatnya tadi pergelangan tangannya terdapat ruam merah akibat ikatan tali” ujar Baekhyun.

“Benarkah? Aku tak memperhatikannya” Kyungsoo semakin termenung, sebenarnya apa yang sudah wanitanya alami hingga seperti ini.

“Soal itu Hyung, kami tau siapa pelakunya” ujar Jong-in. “Seulgi-ya perlihatkan video itu” ujar Jong-in. Gadis dengan mata sipit itu mendekati Kyungsoo dan menunjukan handphone nya.

Mata Kyungsoo terbelalak, “Maaf tidak memberitahukannya lebih cepat. Aku berusaha mencari mereka berdua agar bisa mengatakan ini padamu” ujar Seulgi.

Kyungsoo mengepalkan kedua tangannya. “Keparat” rutuknya. Matanya sudah berkilat penuh emosi. Sehun menarik Seulgi mundur.

“Kyungsoo apa yang terjadi?” Kedua orang tua Kyungsoo datang ke rumah sakit.

“Ibu, tolong jaga Minggi” ujarnya dan berlalu.

“Kau mau kemana anak nakal!” Teriak sang ayah.

“Ada hal yang perlu aku selesaikan!” Ujarnya tanpa berbalik. Mendengar suara sang anak sangat tajam. Tuan Do segera memberi isyarat pada Baekhyun, Chanyeol dan Jongdae untuk mengikuti anaknya.

“Kami permisi paman” ujar ketiganya. Kyungsoo akan berada di luar kendali jika sudah mengamuk.

“Jong-in apa aku melakukan hal yang salah?” Tanya Seulgi takut. Apalagi setelah melihat tatapan Kyungsoo.

“Kau sudah melakukannya dengan benar” ujar Jong-in menepuk kepala Seulgi sambil tersenyum.

“Singkirkan tanganmu dari kepalanya hitam!” Ujar Sehun tak suka.

“Tidak mau!” Yang ada Jong-in malah mengacak rambut Seulgi sambil meletakkan lidahnya pada Sehun.

“Yak!” Ini teriakan Seulgi dan Sehun.

“Ck, anak jaman sekarang” ujar Min-seok.

“Pelakunya anggota Minah kan?” Tanya Yixing.

“Benar” ujar Joon myeon.

“Sudah ku duga aku tak suka dia dari dulu. Apa yang akan terjadi padanya?” Tanya Yixing.

“Berharap saja dia akan selamat” balas Sehun dan Jong-in dengan smirk mereka. Sepertinya mereka sudah akur kembali.

“Ugh, ini dimana?”

“Minggi, kau sudah sadar nak”

TBC