Posted in Uncategorized

I Live With Satan Soo Chapter 15

​I Live With Satan Soo

Evina93 @2018

Chapter /PG 16

Family, Romance, Au.

Do Kyungsoo (Exo), Shin Mingi (Oc), Bang Minah (G.Day)

Chapter 15
Walau biasa saja dihadapan Kyungsoo namu  hati Mingi tidak sedang baik-baik saja. Ia tidak ingin menunjukan kelemahannya. Keras kepala? memang itulah dia.
Mingi bekerja dengan pandangan kosong. Dan Luhan menyadari itu. pasti terjadi sesuatu pada Dongsaengnya. 
“Mingi kemari sebentar” titah Luhan. tanpa banyak bicara Mingi menghampiri Luhan dan duduk dihadapannya.
“Ceritakan padaku” tuntut Luhan. Mingi mengerenyit.
“Apa yang perlu aku ceritakan?” tanya Mingi bingung.
Luhan menghela nafas, inilah yang ia sebalkan dari Mingi. Ia selalu menutupi apa yang dirasakannya. Berjuang sendiri tanpa memperlihatkan kerapuhannya pada orang lain, berusaha tegar walau penuh luka. Itulah yang orang sekitarnya khawatirkan.
“Kau ada masalah dengan Kyungsoo kan?” tebak Luhan. Dan ia menjamin tebakannya benar melihat bagaimana ekspresi sesaat Mingi.
“Hanya perasaanmu saja Ge, aku baik-baik saja” ujar Mingi dengan senyum palsunya.
Tidak ingin membuat Dongsaengnya merasa tak nyaman Luhan akhirnya mengalah. Ia menepuk pundak Mingi “Jika ada apa-apa ceritalah padaku arra ?” Mingi mengangguk. Luhan mengusak rambutnya.
“Ehem” suara seseorang menghentikan gerakan Luhan. 
“Ups” ujar Luhan dan menjauh. 

Orang tersebut mendekat, Mingi memutar bola matanya. “Ada apa?” tanya Mingi sambil kembali bekerja.
“Apa yang kau lakukan dengan Luhan hyung ?” tanyanya.
“Tidak ada” jawab Mingi cuek.
“Do Mingi!” panggilnya dengan penuh penekanan.
“Ada apa Do Kyungsoo?” tanyanya balik.
“Jawab aku!” 
“Aku harus jawab apa? aku dan Lu Ge tak ada apa-apa, lagi pula dia itu kakakku” tekan Mingi. 
“Tetap saja dia itu lelaki” tekan Kyungsoo.
Mingi sudah lelah jika Kyungsoo seperti ini ia lebih memilih mengabaikannya. Tetapi lama-lama ditatap Kyungsoo pun membuatnya jengah.
“Ada apa kau kemari? hari ini kau libur kan?”. Kyungsoo mengangguk sebagai jawaban.
“Lalu?” tanya Mingi.
“Aku ingin mengajakmu pergi setelah kau selesai bekarja” Kyungsoo masih menatap Mingi dengan sebelah tangan yang menopang wajahnya.
“Tidak bisa” tolak Mingi.

seketika senyum Kyungsoo sirna.
 “Kenapa?” tanyanya.
“Aku harus mengerjakan tugas dengan Sehun juga Jongin” jawab Mingi.
“Kau lebih mementingkan mereka dibanding suamimu?” Mingi memutar kedua bola matanya jengah. Ia benci Kyungsoo yang merajuk seperti ini.
“Hentikan!, tentu saja aku lebih mementingkan tugasku. apa kau akan bertanggung jawab jika aku tertinggal nilai huh?”.
Kyungsoo beranjak dari posisinya “Kau menyebalkan” dan setelahnya ia pergi dari cafe. Mingi hanya berdecak melihat kelakuan Kyungsoo.
 Sedangkan Luhan diujung sana tertawa. Kapan lagi ia menyaksikan drama secara langsung.
***
Dan disinilah Kyungsoo sekarang. Menatap Mingi, Jongin serta Sehun dari meja belakang mereka. Mata elangnya terus mengawasi gerak gerik ketiga orang disana.
kenapa tidak duduk bersama saja? jawabannya Mingi mengusirnya. Ia bilang Kyungsoo hanya mengganggu. Bagaimana tidak mengganggu jika sepanjang mereka sedang berdiskusi Kyungsoo selalu saja ikut campur. Mereka tau Kyungsoo itu pandai hanya saja perkataan sarkas yang selalu menyertainya membuat mereka jengah. Bukannya membantu yang ada dia membuat tugas yang berusaha mereka kerjakan tidak selesai-selesai.
“Berhenti menatap kami seperti itu hyung, lama-lama kau bisa membuat lubang dengan tatapanmu itu!” tegur Sehun.
“Abaikan saja dia Hun” ujar Mingi tak memandang Sehun, matanya terus bertatapan dengan laptop dan buku.
“Kau bisa berkata seperti itu karena kau membelakanginya. Coba saja kau berada di posisi kami” kali ini Jongin mencoba bersuara. 
Jongin dan Sehun memang benar, karena posisi mereka yang berhadapan dengan Mingi membuat pandangan kedua orang tersebut langsung pada Kyungsoo yang sedang menatap mereka tajam.
“Hh” Mingi menutup bukunya dan berbalik menatap Kyungsoo.
Melihat Mingi yang berbalik seketika tatapannya menjadi melembut dan berbinar.
“Kau sudah selesai?” tanya Kyungsoo antusias.
“Pulanglah terlebih dulu. Aku masih lama” ujar Mingi.
Senyum di wajah Kyungsoo luntur. Apa sesusah ini mengajak Mingi pergi hanya berdua.
“Baiklah” Kyungsoo beranjak dari duduknya ia berjalan menghampiri Mingi, Sehun serta Jongin.
“Jangan pulang terlalu malam” Kyungsoo mengusak rambut Mingi. Tak ada reaksi lebih Mingi hanya diam menunduk tak memandang Kyungsoo tanpa berniat menjawab.
“Tolong jaga dia” ujar Kyungsoo pada Sehun dan Jongin. setelah melihat anggukan dari kedua dongsaengnya ia segera pergi. Sebelum keluar ia melihat kembali Mingi. Ia tidak bodoh, Kyungsoo tau dan sangat yakin bahwa Mingi sedang berusaha menghindarinya. 
Setelah tak ada lagi Kyungsoo kedua manusia berbeda pigment kulit itu segera menatap Mingi. 
“Kau menghindarinya bukan?” Jongin memulai introgasinya.
“Tidak” balas Mingi.
“Jangan berbohong, jelas-jelas tugas kita sudah selesai” Kali ini Sehun membuka suara.
Helaan nafas berat Mingi keluarkan. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
“Aku hanya sedang tak ingin dekat-dekat dulu dengannya” jawab Mingi.
“Apa ini karena kejadian Minah yang mencium Kyungsoo hyung?” tanya Sehun.
Mingi tentu saja kaget. Bagaiman Sehun tau. Tapi bukan Mingi saja yang kaget, Jongin juga.
“Hey Oh Sehun, apa ada yang tidak aku tau?” tanya Jongin.
“Akan ku jelaskan nanti Jong” ujar Sehun.
“Mungkin” jawab Mingi dengan menunduk.
Sehun menghela nafas. “Mingi dengarkan aku. Apa kau mencintai Kyungsoo hyung?” tanya Sehun.
“Entahlah, perasaanku belum pasti”.
“Hey, Mingi. Ku beri kau saran. Jika kau menyukai Kyungsoo hyung dan menganggap ia pantas untukmu maka perjuangkanlah. Namun jika hatimu berkata lain itu terserah padamu. Jangan sampai kau menyesal pada akhirnya. Aku hanya ingin melihat kedua orang yang ku sayangi bahagia” tutur Jongin dengan mimik serius.
“Akan ku pikirkan. Terima kasih Jong” ujar Mingi.
“Tak masalah, kau bisa cerita pada kami. Bukankah kita saudara” ujar Jongin kembali. 
“Waw, kemana perginya tuan Kim Jongin yang bodoh. Kenapa kau mendadak pintar Jong?” ejek Sehun.
“Sialan, kau cari mati ya tuan Oh!” Jongin segera mengapit leher Sehun dengan tangannya.
“Yak lepas uhuk uhuk” Sehun memukul-mukul lengan Jongin.
“Haha . . sudah hentikan. kalian ini seperti anak kecil” lerai Mingi.
Jongin dan Sehun yang mendengar tawa Mingi saling bertatapan.
“Nah begitu, tertawalah” ujar keduanya. Mingi kaget tak lama kemudian ia tersenyum.
*** 
Sepanjang perjalanan pulang Kyungsoo terus saja berpikir bagaimana cara agar Mingi tak menghindarinya lagi. 
Apa ia jujur saja soal Minah dan meminta maaf. Atau pura-pura seperti biasa saja.
Kenapa disaat ia membuka hatinya kembali dan ingin memperjuangkannya ada saja kejadian yang membuat hubungannya renggang dengan Mingi. Ia ingin menyatakan tapi takut dengan fakta jika Mingi tak memiliki rasa yang sama terhadapnya. Memikirkan hal ini membuatnya gusar hingga getaran handphone pada saku celana membuyarkan pikirannya.
Minah
Nama itulah yang tertera di layar. Kyungsoo malas mengangkatnya. Namun panggilan itu terus saja berulang.

Jengah, akhirnya Kyungsoo mengangkat panggilan itu.
“Ada apa?”
“Apa anda Do Kyungsoo?” ujar seseorang di sebrang sana.
“Benar. Bukankah ini nomor Minah?” 
“Benar. Hanya saja tuan Do nona Minah saat ini berada di rumah sakit”
“Kenapa menelponku? kau harusnya mengabari keluarganya bukan aku”
“Sudah kami coba, namun tak ada respon. dan kontak lain yang ada di telponnya hanya nomor anda”
“Merepotkan sekali. memangnya dia kenapa?”
“Dia baru saja terjatuh dari tangga”
“Apa?? aku akan segera kesana. Rumah sakit mana?”
“Seoul tuan” 
“Baiklah, aku akan kesana”

Kyungsoo segera menutup panggilannya dan menuju rumah sakit.
*** 
Mingi baru saja memasuki apartemennya ketika semua lampu masih padam. Ini tandanya Kyungsoo belum pulang.
Kemana perginya orang itu? pikir Mingi.
Ia memasuki kamarnya dan berganti pakaian.
Sebuah Hoddie dan celana trening ia pilih untuk dikenakan. Perut yang minta diisi membuatnya keluar kamar. Baru saja keluar pintu depan terbuka tanda seseorang masuk.
“Ah, kau sudah pulang?” tanya Kyungsoo ketika melihat Mingi. Ia menyimpan ranselnya dan berjalan menuju dapur. Ia membuka lemari pendingin dan mencari sesuatu.

Mingi membuka lemari atas untuk mengambil ramen. 
“Apa yang kau cari?” tanya Mingi berusaha membuka percakapan. Bagaimanapun juga ia sudah bertekad untuk berjuang.
“Bahan untuk membuat bubur” jawab Kyungsoo setelah mengambil beberapa sayuran di dalam lemari pendingin.
Mingi mengerenyit “Memang siapa yang sakit?” tanyanya.
“Minah” jawab Kyungsoo tanpa melihat Mingi.
Deg
Pergerakan tangan Mingi tertahan di udara. Sakit. Itulah yang ia rasakan.
“Oh” ujarnya berusaha tenang. Ia kembali menutup lemari atas dan beranjak dari dapur.
“Bukankah kau akan membuat ramen?” tanya Kyungsoo heran. Karena jelas-jelas tadi ia melihat Mingi akan mengambil ramen.
“Tidak jadi, sepertinya aku tak terlalu lapar” ujar Mingi kemudian memasuki kamarnya.
Setelah menutup pintu ia menundukan kepalanya, tanpa ia sadari kristal bening sudah meluncur bebas dari kedua indra penglihatnya.
“Kenapa ketika aku akan memulai langkah pertama kau sudah mendorongku dua langkah” gumamnya.
To be continue

Author:

Sebuah puzzle yang belum tersusun sempurna

Leave a comment